YouTube adalah salah satu tempat berbagi video yang dikenal dengan baik di Indonesia. YouTube semakin dikenal oleh banyak orang Indonesia sejak akhir dekade 2000-an (termasuk saya pada tahun 2008–2009). Video YouTube pertama adalah milik channel jawed, salah satu pendiri YouTube, berjudul Me at the zoo, dan menjadi satu-satunya video di channel itu. Video berdurasi 19 detik itu diupload pada tanggal 24 April 2005, dan per 26 Oktober 2021 telah ditonton sebanyak lebih dari 198 juta kali.
Me at the zoo (Jawed Karim)Saat ini sedang pandemi COVID-19 yang memaksa semua orang untuk tidak banyak keluar rumah. Seminar, kegiatan belajar-mengajar (KBM), hiburan, bahkan ibadah mau/tidak mau harus dilaksanakan tanpa tatap muka.
Banyak orang yang jatuh akibat pandemi. Sebagian orang mencoba bangkit dengan membuat channel YouTube dan berupaya mendapatkan uang dari video yang sudah diupload. Beberapa orang juga memanfaatkan YouTube sebagai media seminar, belajar-mengajar, dan hiburan agar kegiatan-kegiatan tersebut dapat tetap berlangsung. Tentunya dari hasil upload kegiatannya, orang pun bisa mendapatkan uang dari channel itu.
Saya adalah salah satu dari mereka yang mencoba membuat channel sejak masa pandemi, bersama ibu saya. Walaupun sempat hiatus selama 4 bulan karena kesibukan dan beberapa hambatan, tapi saat ini kami sangat bersyukur karena strategi yang kami terapkan, saat post ini ditulis channel kami masih berjalan dan sudah hampir menyentuh batas minimum untuk monetisasi dan mendapatkan uang dari channel kami.
Boleh banget untuk mendukung channel kami dengan subscribe: Sahabat Kreatif El!
Petik apel di kota Batu (Sahabat Kreatif El)Tips mengembangkan channel YouTube
Pada post ini saya ingin membagikan beberapa hal dasar dan tips dalam mengelola video dan channel YouTube agar lebih dilirik orang, bukan hanya dari sudut pandang pemilik channel, tapi juga dari sudut pandang penonton YouTube, karena kesukaan dan keinginan penonton juga salah satu hal yang penting bagi keberlangsungan channel.
Catatan: Perlu dipahami juga bahwa cara-cara di bawah belum tentu cocok dengan semua orang atau semua tema video, kecuali masalah mematuhi aturan dan norma. Bebas untuk mengikuti cara di bawah atau tidak.
Jangan langgar aturan YouTube
Taat aturan adalah hal yang paling dasar dalam menjalankan channel YouTube. Segala aturan bagi penonton dan pemilik channel ada di halaman pedoman komunitas ini. Beberapa larangan saya rangkum dalam daftar di bawah ini.
- Dilarang mengupload video yang berisi spam, scam (penipuan), dan clickbait (umpan klik).
Contoh: video "Cara cepat kaya dalam 1 bulan" namun ujung-ujungnya minta uang → scam, mengupload video yang sama atau mirip secara berulang-ulang → spam, dan membuat thumbnail dan judul yang berbeda dengan isi sehingga menyesatkan → clickbait.
- Hati-hati dengan konten sensitif dan berbahaya seperti kekerasan, ketelanjangan, bunuh diri, dan senjata api. Dilarang mengupload video yang mendukung atau melakukan tindakan tersebut. Hati-hati juga bila mengupload video yang melibatkan anak-anak.
- Jangan menyebarkan informasi bohong (hoax). Sebelum menyebarkan info, cek dulu kebenarannya lewat berita, buku, artikel lain, dll.
- Jangan curang. Jangan melakukan tindakan membeli subscriber, like, dan view (tontonan).
Patuhi aturan tertulis dan tidak tertulis di masyarakat
Jangan mengambil gambar atau video di tempat yang tidak diperbolehkan, misalnya di tempat yang terdapat tulisan "dilarang mengambil gambar" atau di tempat atau komunitas adat tertentu yang melarang pengambilan gambar. Hati-hati juga bila membuat konten yang membahas suku dan agama. Jangan menghina suku dan agama, juga ras dan antargolongan (SARA).
Tetapkan identitas channel
Bicara tentang identitas channel, sudah pastilah menyangkut nama channel. Nama channel dapat menggunakan nama sendiri. Bila tidak menggunakan nama sendiri, paling tidak buatlah nama channel yang sekiranya dapat diterima di masyarakat (misalnya tidak menghina). Agar lebih menarik, cari nama yang unik, kalau bisa sesuai dengan konten yang akan ditayangkan.
Tidak hanya nama channel, menetapkan identitas channel juga bisa dilakukan dengan mengatur foto profil, banner, deskripsi channel, link media sosial, dan link website channel. Khusus foto profil dan banner, pemilihan warna standar juga dapat dipertimbangkan. Warna standar ini nantinya akan muncul di setiap identitas channel (logo, banner, editan video, dll.). Atur juga kolom deskripsi channel agar penonton dapat mengetahui apa saja topik yang ditayangkan di dalam channel.
Tentukan tema channel
Tema channel nantinya akan menentukan topik apa saja yang akan ditayangkan di dalam video. Ambil tema yang ilmunya dikuasai, atau yang banyak dicari orang (misalnya wisata).
Kalau masih bingung dengan tema channel, lewati saja. Buat saja macam-macam tema dan topik. Lewat statistik di YouTube Studio, nanti bisa dilihat tema dan topik apa saja yang banyak diminati. Selanjutnya, fokus pada tema dan topik tersebut.
Pelajari teknik pengambilan video yang baik
Content creator yang tidak punya dasar fotografi/videografi atau yang baru berkecimpung di dalamnya, hasil pengambilan gambarnya bisa jadi kasar, kaku, dan tidak enak dilihat. Saya juga termasuk di dalam kelompok ini.
Untuk meningkatkan teknik pengambilan gambar, belajarlah. Cari ilmu di mana saja, seperti di internet atau buku. Lebih bagus lagi kalau berguru langsung dengan yang lebih berpengalaman. Sering latihan dengan mengambil gambar dalam keseharian. Atau ambil gambar sebanyak-banyaknya untuk konten.
Pasti semakin lama teknik mengambil gambar dan videomu semakin baik dan enak ditonton. Silahkan buktikan di video pertama yang saya ambil, yaitu Bubur Ayam Bumbu Rica dan bandingkan dengan video-video yang lebih baru.
Satu tips dari saya, dalam mengambil satu scene/video jangan terlalu sering mengarahkan sorotan kamera ke kanan dan ke kiri berulang-ulang. Pengambilan video yang seperti itu membuat penonton jadi bingung. Lebih baik dalam sekali pengambilan ambil gambar dari kiri ke kanan atau sebaliknya.
Atur durasi video secukupnya
Sebagai penonton, seringkali saya temui YouTuber, bahkan yang senior sekalipun, suka memanjang-manjangkan durasi kontennya, biasanya dengan intro, scene, atau obrolan yang kurang perlu. Video yang seharusnya berdurasi 7 menit menjadi 12 menit dengan banyak konten yang kurang perlu, beberapa di antaranya tidak menarik. Bagian yang tidak menarik akan dilewati penonton, sehingga pertambahan jam tonton kemungkinan akan sama bila video tidak dipanjangkan
Perlu diketahui bahwa jam tontonlah yang dijadikan pertimbangan untuk monetisasi, bukan sekedar banyaknya tontonan (view). Jam tonton adalah seberapa lama konten ditonton, bukan sekedar seberapa banyak.
Potonglah bagian yang dianggap kurang perlu. Masalah utamanya adalah menentukan bagian yang penting dan tidak penting. Memang agak sulit, namun dengan beberapa kali ngonten ini akan lebih mudah. Content creator perlu mengetahui selera penonton, supaya dapat dipadukan dengan selera pribadi dan menjadi pertimbangan untuk memutuskan bagian yang penting dan tidak penting.
Untuk mengetahui selera penonton, coba buat survei/polling sederhana, misalnya tentang selera penonton, atau hal apa yang tidak mereka sukai dalam video. Atau coba upload berbagai jenis video dengan berbagai cara edit, kemudian lihat reaksi penonton. Video yang paling banyak disukai atau dikomentari positif, atau video dari mana subscriber banyak masuk (mungkin) adalah pertanda bahwa itu adalah gaya edit yang disukai. Terapkan gaya edit yang paling disukai penonton.
Buat konten asli yang menarik, bukan reupload
Buatlah konten yang merupakan hasil kerja keras sendiri, bukan upload ulang konten orang lain. Ide boleh sama, namun cara penyampaian dan edit pasti berbeda.
Bila mengupload ulang konten orang lain, mesin YouTube dapat mendeteksi kalau konten itu adalah bajakan dan memberitahu pemilik asli tentang plagiarisme ini. Pemilik asli dapat menuntut pengupload ulang dan mengajukan penghapusan terhadap video hasil upload ulang.
Narasi tidak bertele-tele
Banyak video menggunakan narasi yang bertele-tele. Pembahasannya berputar-putar ke mana-mana, atau penggunaan suatu kata yang berulang-ulang. Make it simple! Agar tidak berulang dan berputar-putar, dianjurkan untuk memikirkan narasi dan mencatatnya di selembar kertas, lalu latihan. Setelah itu baru ambil gambar dan narasi.
Selain bertele-tele, banyak narator sering lupa apa yang diomongkan, berujung pada penggunaan "uh", "ah, "eh" yang berlebihan. Latihan narasi dapat mengurangi kejadian ini.
Edit video (dan suara) sebelum diupload
Sebagai pemula, tidak perlu terlalu banyak edit sana-sini, tidak perlu macam-macam preset. Cukup menggunakan preset bawaan sudah cukup bagus, kecuali sejak awal sudah mahir atau sejak awal punya koleksi preset bagus. Setelah semakin mahir barulah mulai menggunakan preset lebih banyak.
Salah satu momen yang sering saya lihat adalah ketika scene video yang sedang melenceng dari objek utama ditampilkan. Contoh: jika tema video adalah review tempat wisata, ketika kamera lama menghadap kaki pun tetap disorot dan diupload. Padahal siapa yang mau nonton kaki di video tempat wisata? Contoh lain adalah jika ada kesalahan dalam adegan, tidak lucu, namun host malah ketawa-ketawa, dan tetap ditampilkan. Padahal lebih bagus bila dipotong saja.
Saya menduga pemilik video sama sekali tidak mengedit video, atau editan terlalu sederhana seperti hanya sambung-menyambung potongan video.
Cobalah untuk lebih banyak mengedit video seperti memotong bagian yang tidak perlu dan tidak menarik. Hal ini akan menambah kualitas isi video. Penonton dapat lebih menikmati isinya. Durasi juga menjadi tidak terlalu panjang.
Kualitas suara juga penting dalam video, apalagi jika membuat video musik. Coba edit suara menggunakan editor suara atau digital audio workstation (DAW), setidaknya mengedit equaliser. Salah satu DAW gratis adalah Audacity di komputer.
Jangan lupa, suara background, musik, dan narasi harus seimbang. Banyak juga video yang suara narasinya terlalu pelan atau musiknya terlalu keras sehingga narasinya tenggelam.
Bila sudah edit suara tetapi kualitas suara belum cukup, mungkin dapat diatasi dengan upgrade peralatan, seperti mic dan audio interface.
Maksimalkan YouTube Creator Studio
YouTube memiliki fasilitas sendiri untuk memudahkan kreator mengelola video dan channelnya, yaitu YouTube Creator Studio, atau YouTube Studio. Buka halaman YouTube Studio dari link ini: https://studio.youtube.com/ (wajib login).
Di dalamnya, kreator bisa menambahkan thumbnail, menambahkan deskripsi lengkap video, melihat koleksi musik yang dapat digunakan, menambahkan tag untuk mempermudah pencarian, sampai melihat statistik channel untuk menentukan masa depan. Bahkan bisa menambahkan terjemahan bahasa lain ke video.
Tambahkan musik background
Musik background (latar belakang) akan menjadi bumbu yang cukup "nendang" dalam konten. Dalam pemilihan musik harus dicocokkan dengan suasana/tema video. Bila tidak cocok malah akan merusak isi video, bagaikan menambahkan cabe rawit ke dalam kue pukis. Contohnya: lagu yang lambat dan sedih tidak cocok untuk konten lucu-lucuan, atau konten dengan suasana enerjik (misal: olahraga) cocok dengan musik yang berirama cepat.
Memilih lagu pun harus berhati-hati, karena tidak semua lagu boleh dipakai secara gratis. Bila lagu Ed Sheeran atau Nella Kharisma dipakai di video tanpa minta izin dengan agen atau perusahaan rekaman, siap-siap saja, beberapa hari kemudian konten itu akan dituntut oleh perusahaan rekaman karena melanggar hak cipta (copyright). Hukuman paling ringan adalah peringatan dan harus membagi keuntungan dengan pencipta lagu, penyanyi, dan perusahaan rekaman. Hukuman terberat adalah penghapusan channel.
Beberapa kesaksian orang-orang, ada yang sudah lama ngonten dan sudah banyak kontennya, uang yang didapatkan dari AdSense dirasa sangat sedikit. Bahkan ada yang mendapat tidak lebih dari 1 juta Rupiah selama lebih dari 2 tahun. Setelah diselidiki, ternyata konten mereka mendapat banyak klaim hak cipta yang akan mengurangi pendapatan, karena menggunakan musik tidak gratis tanpa izin.
Untuk channel pemula atau yang belum pernah melanggar, tidak perlu takut channel dihapus. Channel yang baru pertama kali melanggar hanya diberikan teguran. Penghapusan channel terjadi bila channel berulang kali melakukan pelanggaran hak cipta. Namun tetap tidak berarti pemula dapat seenaknya melakukan pelanggaran hak cipta.
YouTube punya solusi juga untuk mengatasi hal ini, yaitu dengan membuat YouTube Audio Library, yaitu koleksi audio YouTube yang berisi musik (BGM) dan efek suara (SFX) yang dapat digunakan secara gratis dalam video YouTube. Cukup dengan download file musik atau efek suara, lalu menambahkannya ke dalam editan video.
Selain dari Audio Library, musik gratis juga dapat dicari di situs YouTube normalnya. cari saja dengan kata kunci ini (bisa dengan mengklik link ini): "no copyright royalty free music".
Bila punya kemampuan yang bagus di bidang musik, musik latar juga bisa direkam sendiri. Lebih aman dan lebih puas karena produknya hasil kerja sendiri.
Tulis deskripsi dan tag dengan lengkap dan tepat
Deskripsi adalah tempat untuk menceritakan secara garis besar apa yang ada di dalam video. Tuliskan secukupnya agar membuat orang penasaran sehingga ingin menonton video lebih lanjut. Selain itu, deskripsi juga sebagai tempat menuliskan penghargaan/atribusi/kredit/acknowledgement terhadap orang-orang yang karyanya kita pakai di video (misalnya gambar, cuplikan video, musik, dll).
Dalam YouTube Studio, ada kolom tersendiri untuk menulis tag. Di sini, kita dapat memasukkan tag sebanyak-banyaknya (namun harus tetap sesuai dengan topik video). Bahkan YouTube Studio sendiri bilang "Tag dapat berguna jika penonton sering salah mengeja konten video Anda. Jika tidak, tag berperan kecil dalam membantu penonton menemukan video Anda.". Masukkan kata yang sering salah saat diketik. Contoh: "Lidah buaya" jadi "Lidah biaya", "Ludah buaya", dll.
Buat thumbnail menarik namun elegan
Ketika pertama kali membuka YouTube, penonton akan melihat daftar video yang direkomendasikan. Gambar yang muncul di daftar video itu adalah thumbnail. Bila thumbnail menarik, orang akan tertarik untuk mengklik dan memutar video.
Dalam membuat thumbnail, pilihlah gambar yang menarik, yang sekiranya bisa menggambarkan isi video secara singkat. Letakkan teks secukupnya, jangan terlalu memenuhi thumbnail.
Buat judul yang sesuai
Buatlah judul yang sesuai dengan isi video. Jangan memberi judul yang berisi hinaan. Boleh saja bila sedikit mengheboh-hebohkan judul, yang penting tetap dapat menggambarkan isi video.
Sebarkan video
Jika video sudah diupload, sebarkan video ke komunitas yang diikuti, misalnya keluarga, lingkungan, teman kerja, teman sekolah, dll. Beranikan diri untuk meminta like dan subscribe. Meminta like dan subscribe adalah hal yang wajar bagi YouTuber, terutama pemula.
Jangan memaksa orang untuk like kontenmu dan subscribe channelmu. Dengan berbuat demikian, orang malah menjadi anti dengan channelmu dan semakin menghindar bila bertemu denganmu.
Usahakan untuk menyebarkan (share) video lewat jalur pribadi (japri) atau personal chat. Percayalah, orang tidak akan membaca pesan apalagi membuka video bila di-share di grup besar. Lagipula grup kelas, grup kantor, dan grup RT-RW bukanlah untuk sharing video, tetapi untuk saling berbagi info tentang komunitas itu. Untuk grup kecil dengan anggota kurang dari 6 orang, atau grup besar komunitas YouTuber, mungkin masih bisa dan pesan akan dibaca.
Peduli pada penonton dan subscriber
Jangan lupa ucapkan terima kasih kepada penonton dan subscriber. Berikan juga like dan love pada komentarnya, selagi memungkinkan (belum terlalu banyak). Bila perlu, balas komentar itu dengan cepat dan benar. Lebih bagus lagi bila kita mau subscribe channel mereka.
Jadwalkan konten secara rutin
Buat jadwal ngonten secara rutin. Misalnya sebulan sekali harus upload, atau 2 kali sebulan harus upload. Terserah kepada diri masing-masing, kesibukan yang dialami, kesempatan, dana, dan fasilitas yang tersedia.
Apabila kondisi kesehatan atau pekerjaan tidak memungkinkan, bisa istirahat sebentar dulu, namun upayakan jangan lama-lama, karena orang akan malas melihat channelmu dan mengeluarkan diri dari daftar subscriber (unsubscribe).
Sabar, tekun, dan berkembang
Mungkin beberapa orang bosan mendengar ini, apalagi jika sedang berada di titik terendah channel (views sangat sedikit, subscriber berkurang). Sabar adalah salah satu kunci sukses. Tetaplah membuat konten walaupun sedikit yang menonton.
Channel YouTube yang sudah dibuat perlu diperkenalkan ke publik, dan proses memperkenalkan tidaklah sebentar, apalagi pemula. Tetaplah upload video agar channel selalu terlihat aktif.
Pengelola channel juga perlu berkembang agar penonton tidak bosan dengan gaya editan dan pembawaan yang ada saat ini. Pelajarilah sedikit demi sedikit teknik pengambilan gambar, narasi, pengeditan video, dan pengelolaan channel dengan sabar.
Setiap ilmu tidak bisa masuk sekaligus, tetapi melalui proses tertentu yang mungkin bisa berlangsung lama. Tapi hasilnya pasti akan terasa, cepat atau lambat.
Komentar
Posting Komentar