Tidak kebanjiran tapi komplek sebelah kebanjiran? Harus siap-siap juga dengan 7 cara ini

Banjir adalah bencana langganan di sebagian wilayah Indonesia. Terutama di sekitar sungai dan dataran rendah. Banyak dampak negatif yang ditimbulkan oleh banjir, misalnya kerusakan rumah, kerusakan barang, lingkungan menjadi kotor, aktivitas terhambat, dll. Belum lagi banyak penyakit yang mengancam para korban banjir.

Bukan hanya korban banjir saja yang terkena masalah, tetapi orang-orang di sekitarnya yang tidak kebanjiran juga bisa "kena getahnya". Untuk itu, walaupun tidak kebanjiran, tapi kalau komplek atau perkampungan di dekat rumah kebanjiran, dianjurkan untuk bersiap-siap juga.

Jenis banjir

Agar tidak membingungkan, inilah jenis-jenis banjir menurut penjelasan saya

Banjir lokal

Banjir lokal dapat disebabkan oleh hujan yang mengguyur suatu daerah dan efeknya adalah banjir di tempat itu juga.. Biasanya terjadi setelah hujan sangat deras atau dalam waktu yang lama. Diperparah dengan sistem saluran air yang jelek, resapan yang minim di tempat itu, dan saluran air tersumbat sampah, terjadilah banjir di tempat itu.

Banjir kiriman

Banjir kiriman dapat disebabkan oleh hujan sangat deras yang mengguyur daerah yang lebih tinggi (hulu sungai). Karena di hulu sungai air turun lebih cepat, maka wilayah hulu tidak terendam banjir. Namun, air hujannya akan terlimpahkan ke tempat yang rendah (hilir). Maka, terjadilah banjir di dataran rendah.

Banjir kiriman dapat diperparah dengan rusaknya hutan dan daerah resapan air di hulu, minimnya sistem peringatan dini dan pengendalian banjir, serta sungai yang dari tahun ke tahun semakin dangkal.

Banjir air laut (rob)

Rob adalah tergenangnya daratan oleh air laut. Rob terjadi di dekat pantai. Biasanya terjadi karena pasang naik air laut. Rob dapat diperparah dengan permukaan tanah yang semakin turun, permukaan air laut yang semakin naik, abrasi, dan adanya hujan deras ataupun banjir kiriman.

Tidak kebanjiran kena masalah juga

Ada beberapa hal yang juga dialami orang yang tidak kebanjiran di sekitar lokasi utama banjir. Kadang-kadang, masalah ini datang tiba-tiba, sedangkan penghuni rumah tidak melakukan persiapan apapun.

Mati listrik

Ketika terjadi banjir, PLN pasti mematikan listrik untuk mencegah resiko tersetrum. Kadang-kadang, karena pemadaman ini, yang tidak kena banjir pun kena imbas pemadaman listrik. Akhirnya semua kesulitan beraktivitas karena peralatan tertentu tidak menyala akibat tidak ada listrik.

Sulitnya akses air bersih

Siapa bilang air sulit saat banjir? Air melimpah, kok. Sampai-sampai masuk ke rumah saking melimpahnya.

Tapi air banjir, apalagi di perkotaan, tidak bersih. seringkali penuh sampah dan lumpur, serta bau. Untuk menggunakannya, lumpur, sampah, dan limbahnya harus dihilangkan dulu. Jika tidak, komponen pencemar mulai dari bakteri sampai logam berat akan terlalu banyak, sehingga bisa membuat sakit.

Bila rumah yang tidak kebanjiran menggunakan air tanah yang ditimba atau menggunakan pompa manual, mungkin tidak terlalu masalah. Tetapi bagi rumah yang menggunakan mesin pompa, mati listrik akan menyebabkan pompa tidak dapat berfungsi.

Bagi yang menggunakan PDAM, ketersediaan air setelah banjir akan sangat minim, karena semua korban banjir menggunakan air PDAM (rebutan), membuat air yang keluar dari kran tidak mampu mengairi semua rumah seperti pada normalnya, sehingga aliran air dari kran akan sangat kecil. Biasanya yang paling terdampak adalah rumah di tempat yang tinggi, atau yang jauh dari pipa aliran utama PDAM.

Oleh sebab itulah ketersediaan air saat banjir akan menurun. Tidak hanya di rumah yang terendam banjir, namun juga rumah di sekitarnya yang tidak terendam banjir.

Akses jalan tertutup

Selama banjir, jalan yang tergenang air sulit atau tidak dapat dilewati kendaraan. Setelah banjir, jalanan bisa saja tertutup oleh lumpur yang tebal, sehingga tidak dapat dilewati. Dalam banjir yang lebih parah, berbagai macam benda, mulai dari potongan kayu hingga mobil yang terendam, bisa menutupi jalan. Selain itu, jalan bisa rusak bahkan longsor atau amblas.

Hewan tidak diinginkan berdatangan

Banjir membuat habitat hewan-hewan terendam air. Sebagai makhluk hidup, suatu hal yang wajar bila mereka mengungsi ke tempat aman selama rumahnya terendam. Sama seperti manusia.

Tentunya dari hewan-hewan tersebut, ada yang tidak diinginkan bahkan ditakuti oleh banyak orang. Mungkin karena jorok atau berbahaya. Sebut saja misalnya cacing, kecoa, lipan (nama lainnya kelabang), dan ular.

Warung makan, toko, dan fasilitas umum tutup

Air banjir tidak pilih-pilih dalam memasuki bangunan. Rumah mewah, rumah standar, warung makan sederhana, restoran mewah, atau kantor pemerintahan, selama tidak dibangun tinggi sangat mungkin terendam banjir.

Sebelum sampai setelah banjir, bangunan-bangunan di atas pasti akan tutup sementara, dan akan buka lagi setelah dibersihkan. Waktu tutupnya bisa sebentar bila banjirnya hanya sedikit, namun bisa lama bila banjir sampai menenggelamkan bangunan. Selama tutup, kita bisa kerepotan bila ingin mencari makanan atau membeli sesuatu di toko.

Mencari alternatif di toko atau restoran yang lebih jauh dan tidak kebanjiran kadang bukanlah solusi yang tepat. Karena semua toko atau warung makanan terdekat kebanjiran, orang-orang akan mencari makanan di tempat yang lebih jauh juga. Belum lagi pesanan yang membeludak dari para korban banjir yang belum bisa memasak atau perlu membeli barang lainnya. Apalagi di zaman ini yang memungkinkan untuk memesan makanan lewat ojek online. Akibatnya, barang atau makanan akan lebih sulit dicari. Atau lebih lama dicari. Kadang, harganya malah jauh lebih mahal karena kebutuhan melonjak tajam.

Bagaimana mengatasinya?

Masalah-masalah di atas bukan berarti tidak dapat diselesaikan. Masalah di atas dapat diringankan dengan menggunakan solusi di bawah.

Bila sudah terlihat tanda-tanda banjir seperti hujan deras yang tak kunjung reda lebih dari 1,5 jam, atau ada peringatan banjir kiriman, berarti pembaca sudah bisa bersiap-siap dengan melakukan solusi-solusi di bawah. Beberpa solusi di bawah dapat dipersiapkan jauh-jauh hari sebelum banjir.

Isi penuh baterai HP, perangkat lainnya, dan power bank

Isi penuh baterai HP, laptop, atau perangkat lainnya, karena kemungkinan besar listrik akan dimatikan. Isi penuh juga power bank, agar selama listrik mati dan baterai habis, masih ada alat untuk charge/cas HP. Lakukan sebelum listrik mati.

Tampung air bersih sebanyak-banyaknya

Bila pembaca menggunakan layanan PDAM, lakukan ini sebelum banjir surut, karena selepas banjir surut, korban banjir akan mulai melakukan pembersihan rumah, sehingga memakai air yang banyak. Bila tidak tahu kapan banjir akan surut, lakukan ini saat tanda-tanda banjir mulai nampak.

Bila pembaca menggunakan pompa air listrik, tampung air sebanyak-banyaknya sebelum listrik dimatikan. Kecuali bila tersedia genset di rumah, maka cara ini tidak perlu dilakukan.

Cara ini membutuhkan tampungan yang banyak. Pastikan menyediakan stok ember yang banyak sebelum musim banjir.

Parkir di parkiran yang dekat dengan akses keluar

Bila memungkinkan dan aman, parkirlah kendaraan di dekat jalan keluar komplek/kampung yang tidak kena banjir. Carilah parkiran yang tidak kena banjir, longgar, dan tidak terhalang pengungsian. Ini akan memudahkan bila ingin keluar ke tempat yang jauh. Bila tidak memungkinkan, mungkin untuk sementara diusahakan tidak keluar jauh dulu.

Ketahui jalan pintas

Jalan utama mungkin tertutup banjir atau pengungsian warga, sehingga tidak dapat dilewati. Carilah jalan pintas atau jalan alternatif keluar agar tetap dapat keluar dari kawasan pemukiman.

Selalu tutup pintu dan saluran air

Untuk mencegah datangnya hewan berbahaya, tutuplah pintu rapat-rapat. Pada saluran air, gunakan saringan dari kawat kasa untuk menutupi saluran air. Kawat kasa akan membuat air dapat tetap lolos namun mencegah hewan berbahaya masuk.

Lunasi tagihan sesegera mungkin

Banjir yang berkepanjangan dapat berdampak pada kerusakan pada banyak fasilitas, termasuk tempat bayar tagihan, minimarket, dan ATM. Dalam banjir yang lebih luas dan lebih besar, fasilitas internet dan komunikasi bisa saja menjadi kacau, lambat, bahkan tidak bisa digunakan.

Contoh, ketika banjir besar melanda Jakarta dan sekitarnya pada tahun 2007, Jaringan telepon menjadi agak kacau. Banyak sekali telepon yang masuk ke telepon rumah saya, padahal tujuannya adalah orang lain. Contoh lain yaitu ketika terjadi banjir, terjadi mati listrik sehingga tower BTS mati dan tidak memancarkan sinyal.

Oleh sebab itu, bila belum sempat terjadi banjir, bayarlah tagihan sesegera mungkin, menggunakan mobile banking, ATM, atau lewat minimarket. Bila sempat terjadi banjir dan jaringan internet kacau, pembayaran menjadi sulit bahkan tidak dapat dilakukan. Bila terjadi banjir berkepanjangan, sangat mungkin tagihan tidak dibayar sampai melewati batas pembayaran.

Bila pembayaran telat, penunggak biasanya terkena denda. Orang-orang yang kebanjiran biasanya mendapatkan keringanan dalam membayar tagihan. Namun belum tentu dengan yang tidak kebanjiran namun terdampak mati listrik dan mati internet.

Sedia makanan yang cukup sebelum banjir

Banjir bila merendam pasar dapat menghentikan sementara aktivitas pasar. Restoran juga banyak yang tutup setelah banjir. Maka sebelum terjadi banjir, siapkan banyak stok makanan.

Dianjurkan untuk menyediakan bahan makanan yang tahan lama dalam kondisi suhu ruang (25°C–30°C), karena saat banjir listrik mati, kulkas pun jadi mati. Contohnya adalah ikan asin, ikan teri, makanan kaleng (ikan sarden/daging kornet/sayuran kaleng). Bisa juga menyediakan bahan segar yang tahan di suhu ruang, seperti kentang, tomat, telur, bawang-bawangan, dan pisang.

Komentar