Suasana ramai jalanan di Jakarta pada saat libur Lebaran

thumb

Pada tanggal 3 Mei 2022, saat libur Idul Fitri, saya iseng-iseng jalan-jalan mengitari Jakarta melalui beberapa jalan utama, untuk memantau situasi lalu lintas di sana.

Jalan-jalan utama yang saya lewati ini pada hari kerja pasti ramai, bahkan macet, karena banyak sekali perkantoran di sekitarnya.

Sejak dari rumah, saya mengira jalanan cukup sepi. Namun ternyata secara garis besar, semua jalanan lebih ramai dibandingkan perkiraan dan dibandingkan lebaran sebelumnya.

Rute

Pantauan dimulai dari tol JORR, kemudian ke Pondok Indah, Pakubuwono, Jl. Sisingamangaraja, Jl. Sudirman, Jl. Thamrin, Medan Merdeka, mengelilingi kawasan Kota Tua Jakarta, hingga kembali ke Jl. Thamrin dan masuk ke Jl. Imam Bonjol sampai titik akhir di Megaria (Bioskop Metropole XXI) Menteng.

Video

Sebuah video perjalanan saya di Jakarta Selatan dari JORR sampai Sisingamangaraja, menggambarkan suasana yang sama dengan isi blog ini. Mari ditonton dan Subscribe!

Video kelanjutan dari perjalanan di Jakarta Selatan. Kali ini menuju Sudirman dan kota tua. Pastikan mampir di video ini, ya!

Tol Lingkar Luar Jakarta (JORR)

Lalu lintas di tol JORR padat, terutama di dekat persimpangan ke tol Jagorawi di Kampung Rambutan. Saat itu masih banyak orang yang akan berlibur ke Puncak, Bogor, sehingga jalan keluar ke Jagorawi cukup padat.

Kepadatan juga terjadi di Kramat Jati (terowongan panjang) hingga keluar Fatmawati. Pada hari biasa, di sini juga seringkali tersendat.

Di luar jalan tol, dekat Kebun Binatang Ragunan, jalanan macet. Mungkin disebabkan oleh banyaknya pengunjung Kebun Binatang Ragunan.

Jl. T.B. Simatupang (Fatmawati–Lebak Bulus)

Karena ingin melihat juga suasana jalan arteri non-tol, kami keluar di Fatmawati, masuk ke Jalan T.B. Simatupang. Di sini, Jalanan cukup lancar tanpa hambatan, selain di perempatan.

Namun bila saya lihat, kecepatan di jalan ini tidak berbeda jauh dengan kecepatan di jalan tol, kira-kira 40 sampai 50 km/jam. Saat itu, tol memang cukup padat karena mungkin masih banyak orang yang akan menuju ke Banten, baik berwisata (ke Anyer, Carita, Tanjung Lesung, dll.) atau menuju pelabuhan Merak untuk menyeberang ke Sumatera.

Pondok Indah

Di Lebak Bulus, kami belok kanan ke Jl. Pondok Indah. Perjalanan kami teruskan sepanjang jalan ini, kemudian lurus ke Jl. Sultan Iskandar Muda. Di dekat Gandaria, Kebayoran Lama, kami berbelok ke kanan, ke arah Jl. Kebayoran Baru.

Tidak ada kemacetan di jalan ini, kecuali di persimpangan dan di pintu masuk Pondok Indah Mall (PIM). Biasanya, jalanan di sekitar mall akan cukup padat karena banyaknya pengunjung mall saat liburan.

Kebayoran dan Pakubuwono

Kami berbelok ke arah Jl. Kebayoran Baru, lalu ke arah Jl. Pakubuwono VI. Jl. Pakubuwono VI adalah salah satu kawasan bisnis di Jakarta. Terdapat beragam jenis bisnis dari berbagai sektor. Ada juga pemukiman warga berupa rumah dan apartemen di kawasan ini.

Karena banyak bisnis yang tutup, maka jalan ini cukup sepi pula. Tapi, tidak bisa dikategorikan lengang, karena banyak juga yang melalui jalan ini untuk menuju kawasan Sudirman dan Thamrin yang terdapat banyak mall.

Sisingamangaraja dan Sudirman

Di ujung Jl. Pakubuwono VI, di dekat sambungan jalan layang MRT Jakarta dengan jalan bawah tanah, kami belok kiri ke Jl. Sisingamangaraja.

Pada hari biasa, sejak masuk Jl. Sisingamangaraja, kawasan ini termasuk dalam Kawasan Ganjil-Genap Plat Nomor*. Namun karena liburan, pemerintah menonaktifkan aturan ganjil-genap ini sampai masa liburan berakhir.

Di jalan ini, tidak terjadi kemacetan, namun jalanan cukup ramai.

Kami juga melewati JPO (Jembatan Penyeberangan Orang) Pinisi. Suasananya ramai pengunjung walaupun bukan hari kerja, karena JPO ini berfungsi bukan hanya sebagai jembatan penyeberangan saja, tetapi juga sebagai obyek wisata.

*) Kawasan Ganjil-Genap Plat Nomor berarti pada tanggal ganjil (1, 3, 5, 7, dst.), hanya kendaraan bernomor polisi ganjil yang boleh melintas (Contoh: B 4321 XYY); dan pada tanggal genap (2, 4, 6, 8 dst.) hanya kendaraan bernomor polisi genap yang boleh melintas (Contoh: B 1234 XYY). Aturan ini berlaku pada Senin sampai Jumat saat jam berangkat kerja (6–10 pagi) dan jam pulang kerja (16–21 malam). TIDAK BERLAKU saat Sabtu, Minggu, dan liburan.

Thamrin

Mendekati Bundaran HI di Jalan Thamrin, terjadi kemacetan. ada banyak kendaraan melintas dengan tujuan pusat keramaian (mall) di sekitar Jl. Thamrin.

Bukan hanya kendaraan yang ramai, tetapi juga pejalan kaki dan pengguna transportasi umum. Cukup banyak juga yang menggunakan angkutan Transjakarta. Banyaknya pejalan kaki membuat penyeberangan jalan ramai dan macet, terutama di depan Plaza Indonesia.

Di Jl. Thamrin, sedang ada pekerjaan pembangunan MRT Jakarta Fase 2, yang menggunakan beberapa lajur jalan, sehingga jalan agak sedikit menyempit.

Melewati penyeberangan Plaza Indonesia dan Sarinah, walaupun menyempit karena pekerjaan MRT fase 2, tetapi jalanan tetap lancar.

Medan Merdeka, Majapahit, dan Gajah Mada-Hayam Wuruk

Jalan Medan Merdeka Barat ada di sisi barat Monumen Nasional (Monas). Ruas jalan ini dimulai dari patung Arjuna Wijaya (naik kereta kuda). Dilanjutkan dengan melewati Jl. Majapahit dan Jl. Gajah Mada.

Jl. Gajah Mada sebenarnya bersebelahan dengan Jl. Hayam Wuruk. Gajah Mada terletak di sisi barat, sedangkan Hayam Wuruk terletak di sisi timur.

Sepanjang jalan ini sepi. Toko-toko yang ada di sekitarnya sebagian besar tutup, hanya restoran atau warung makan yang buka. Semua parkiran pinggir jalan kosong.

Memasuki kawasan Glodok, jalan semakin menyempit, tinggal 1 lajur karena pembangunan MRT. Kamipun tidak bisa lurus langsung ke Kota Tua lewat Jl. Pintu Besar Selatan karena jalan itu benar-benar ditutup.

Kawasan Kota Tua

Kami benar-benar tidak bisa melewati kawasan utama kota tua, karena jalannya ditutup. Akhirnya kami harus berputar lewat Jl. Pancoran, Pasar Asemka, Jl. Pintu Kecil, Jl. Malaka dan Roa Malaka, lalu bisa memasuki kawasan utama kota tua.

Di kawasan kota tua, macet di beberapa ruas jalan imbas penataan jalur pejalan kaki dan banyaknya pengunjung kota tua.

Selepas dari kota tua, kami kembali ke kawasan Thamrin melalui Glodok. Untuk kembali ke Glodok, harus melewati Jl. Pinangsia Raya, karena jalan utama ditutup.

Sarinah

Kami kembali ke Thamrin melewati jalan yang sama dengan perginya, namun, kami belok ke arah Jl. Juanda dan Veteran 3 (mengelilingi istana negara). Suasananya sangat sepi, terutama Jl. Juanda. Hampir semua toko dan perkantoran tutup.

Sebelum lanjut, kami hendak mampir dulu ke Sarinah di Jl. Thamrin. Parkir Sarinah penuh, tidak bisa masuk. Jalan-jalan yang melingkari Sarinah juga macet. Pengunjung pun sudah diarahkan untuk parkir di gedung lain. Karena padat, kami tidak jadi ke sarinah.

Imam Bonjol dan Diponegoro

Kawasan ini adalah kawasan perkantoran juga. Banyak juga kedutaan besar di daerah ini. Karena sepi aktivitas perkantoran, daerah ini juga jadi sepi.

Titik akhir: Megaria

Pantauan diakhiri di Bioskop Megaria (Metropole). Kami turun dan menikmati suasana bioskop yang pada saat zaman orang tua saya muda dulu jadi tempat nongkrong paling hits dan kekinian.

Megaria saat itu tidak begitu ramai, sehingga cukup enak untuk bersantai di sekitar kawasan ini.

Akhir kata

Bisa saya bilang suasana Jakarta pada libur lebaran ini lebih ramai dari biasanya. Walaupun banyak yang mudik (lebih banyak daripada tahun-tahun sebelum COVID), banyak juga yang keluar rumah pada sore hari.

Selain karena saya keluar jalan-jalan pada sore hari ketika orang banyak keluar, nampaknya suasana terasa lebih ramai imbas dari tidak adanya liburan Idul Fitri selama 2 tahun terakhir, selain liburan mandiri di rumah masing-masing karena pandemi COVID-19. Setelah pada tahun ini mendapat vaksin dan dibebaskan, semuanya langsung keluar cari hiburan di luar rumah.

Sumber informasi

    Komentar