Persiapan di rumah sebelum musim banjir untuk mengurangi kerugian

Jalanan yang terendam banjir
Jalanan yang terendam banjir. Gambar oleh J Lloa dari Pixabay

Banjir sudah menjadi agenda tahunan bagi sebagian masyarakat Indonesia. Mulai dari kota besar, seperti Jakarta dan Bandung, sampai desa-desa telah menjadi langganan banjir.

Banjir pun tiap tahun makin parah. Daerah yang sebelumnya tidak pernah kena banjir kini kebanjiran. Sepertinya kita semua harus "bersahabat" dengan banjir.

Banjir menimbulkan kerugian yang banyak. Mulai dari tenaga, waktu, hingga materi. Sudah banyak barang-barang, seperti pakaian, perabotan, dan elektronik, yang rusak karena terendam banjir.

Apalagi banjir kiriman yang biasanya membawa lumpur dan sampah yang banyak. Membersihkan barang-barang yang terkena lumpur banjir bukan hal mudah yang dapat dilakukan dalam waktu singkat. Seringkali barang malah semakin rusak ketika mengantri untuk dibersihkan.

Termasuk rumah saya. Sejak 2002 setidaknya sudah 10 kali terendam banjir kiriman. Yang terparah adalah saat tahun baru 2020. Namun tidak pernah terjadi banjir lokal, karena sistem aliran airnya cukup bagus.

Jenis banjir

Banjir lokal

Banjir lokal disebabkan oleh hujan lokal. Hujan deras yang turun lama di suatu tempat menimbulkan banjir di tempat itu juga.

Banjir kiriman

Banjir kiriman disebabkan oleh hujan deras yang turun lama di tempat yang lebih tinggi (hulu) menimbulkan banjir di tempat yang lebih rendah.

Banjir rob

Banjir rob terjadi karena naiknya permukaan air laut saat pasang, sehingga daratan jadi tergenang air laut. Seringkali terjadi di wilayah dengan ketinggian lebih rendah dari permukaan air laut.

Mengurangi kerusakan akibat banjir

Banjir dapat dikurangi dengan cara membuat resapan air lebih banyak dan membangun kembali hutan gundul, namun untuk benar-benar merasakan efeknya mungkin membutuhkan waktu yang lama. Setelah efeknya terasa pun belum tentu 100% bebas banjir.

Kerusakan atau kehilangan barang mungkin tidak dapat dihindarkan, tapi dapat dikurangi supaya tidak terlalu banyak rugi. Penulis BENN/YES punya beberapa cara jitu untuk mengurangi dampak kerusakan barang akibat banjir, mulai dari yang mudah dan murah meriah hingga yang mahal. Cara-cara ini telah saya terapkan di rumah.

Musim banjir di Indonesia biasanya terjadi pada bulan Desember sampai Februari, bertepatan dengan puncak musim penghujan. Maka upaya di bawah ini sebaiknya dilakukan di luar bulan tersebut.

Mohon dipahami bahwa upaya di bawah ini cocok untuk menghadapi banjir karena hujan (kiriman atau lokal), namun untuk kasus banjir rob saya belum berani bilang cocok, karena saya sendiri belum pernah mengalami banjir rob.

[Murah] Memperbanyak gantungan di tembok

Gantungan tidak perlu mahal dan berpenampilan bagus atau mewah. Menggunakan paku saja, asal ditempelkan secara benar, sudah cukup.

Paku dapat ditempelkan di tembok, di balik pintu, atau di kusen. Untuk mengukur tinggi paku, coba ukur jarak antara bagian paling bawah gantungan hingga banjir paling tinggi yang telah terjadi. Pastikan barang tidak kena banjir. Kalau memungkinkan, beri jarak aman 20cm.

Ketika akan terjadi banjir, Gantungkan barang yang bisa digantung, seperti payung, tas, helm, kunci kontak kendaraan dll. Barang yang tidak bisa digantung dapat ditampung di dalam kantong plastik kresek atau kantong kain. Pastikan kantongan yang digunakan kuat untuk digantung di paku. Lalu, gantungkan kantong tersebut di gantungan.

Cara ini lumayan ampuh untuk banjir dengan ketinggian sampai 160 cm (kira-kira sedada sampai seujung rambut orang dewasa) di dalam rumah.

[Murah] Memperbanyak rak di tembok

Seperti gantungan paku, rak tembok juga tidak perlu mahal dan berpenampilan bagus atau mewah. Cukup menggunakan papan (triplek kayu atau plat logam) yang kuat untuk menaruh banyak barang. Rangka rak dan kaki-kaki penahannya (bracket) dapat dibuat menggunakan bahan baku pagar. Ada juga yang dijual di toko.

Rak dapat digantungkan pada ketinggian 150 cm (1,5 meter) sampai 200 cm (2 meter) dari lantai, tergantung seberapa tinggi banjir yang biasa terjadi dan tergantung jarak lantai ke langit-langit.

Ketika akan terjadi banjir, Barang-barang yang tidak dapat digantung dapat diletakkan di rak. Rak dapat menampung lebih banyak barang daripada gantungan. Rak juga dapat digunakan untuk mengungsikan barang elektronik seperti TV, komputer, dan kipas (asal jangan berat banget).

3. [Murah] Menyediakan serokan air

Serokan air atau pel karet sebaiknya selalu siap sedia. Nantinya alat ini akan digunakan untuk membersihkan lumpur dari rumah. Jangan menunggu banjir terjadi dulu baru beli alat ini. Setelah terjadi banjir, kebutuhan serokan air akan meningkat tajam, sehingga harganya juga melambung tinggi. Sudah melambung tinggi, habis pula.

Nantinya setelah terjadi banjir, alat ini langsung akan digunakan, sehingga harus selalu siap sedia. Sebelum banjir, jangan lupa ungsikan serokan air agar tidak hanyut.

[Murah hingga mahal] Memakai perabot yang berkaki, berkolong, dan tahan air

Banjir sudah pasti meninggalkan lumpur atau sampah di rumah. Lumpur dan sampah bisa terselip di bawah perabotan yang tidak berkaki dan berkolong. Membersihkannya pun susah, karena harus digeser. Perabot yang tidak berkolong lebih berat sehingga menggesernya membuat tubuh lebih cepat lelah.

Membersihkan lumpur di kolong perabot yang memiliki kaki lebih mudah, karena bisa menyapu kotoran di kolong tanpa menggeser perabot atau dengan hanya menggeser sedikit. Menggesernya pun lebih hemat tenaga, karena lebih ringan.

Selain menggunakan perabot berkaki dan berkolong, gunakan juga perabot yang tahan air, agar tidak rusak karena terendam lama. Pilihan yang lebih murah adalah menggunakan perabot plastik. Perabot plastik lebih ringan dan lebih mudah diangkat/geser. Namun bila sempat terendam, perabot plastik bisa mengapung/mengambang karena lebih ringan, sehingga bisa jadi isinya atau barang di atasnya berhamburan ke mana-mana. Bila benda tajam berhamburan dan terinjak, bisa menimbulkan luka karena tertusuk atau tergores, ditambah lumpur dan kotoran lainnya yang akan memperparah luka dan infeksi.

Pilihan yang lebih mahal adalah menggunakan perabot berbahan besi/logam anti karat atau kayu tahan air. Perabot berbahan besi atau kayu lebih berat, sehingga butuh lebih banyak tenaga untuk menggesernya, namun tidak mudah bergerak dan cenderung diam di tempatnya, kecuali jika airnya mengandung lumpur yang sangat banyak sehingga membuat air lebih berat dari perabotan.

Beberapa jenis kayu, dipadu dengan desain perabotan, bahkan bisa mengapung saat banjir, contohnya rangka tempat tidur kayu. Seperti pengalaman saya ketika banjir Januari 2020 yang menenggelamkan seisi komplek. Saat itu tempat tidur saya dan rangkanya mengapung! Walaupun tidak melihatnya (karena keluarga kami sedang di luar daerah), namun terlihat sekali tanda-tandanya. Kasurnya memang basah, tapi bagian atasnya tidak berlumpur. Padahal secara logika, banjir setinggi itu harusnya menenggelamkan kasur dan meninggalkan lumpur di atasnya.

[Murah] Sedia wadah (kontainer) plastik

Letakkan barang-barang yang lumayan ringan di dalamnya, misalnya sebagian baju yang ringan dan mainan anak. Bila lupa diamankan, kontainer plastik akan mengapung. Namun, posisi barang di dalamnya harus diatur agar seimbang. Kontainer yang tidak seimbang ketika banjir bisa jadi malah terbalik dan menumpahkan semua isinya.

[Murah] Sedia bangku plastik atau kayu

Bila banjir terlalu tinggi, bangku berbahan plastik atau kayu bisa diletakkan di bawah perabotan untuk meninggikan perabotan tersebut. Letakkan di bawah perabotan atau kaki-kaki perabotan. Sebaiknya gunakan bangku yang tidak memiliki sandaran supaya lebih mudah mengaturnya.

[Sedang] Menggunakan plat besi untuk menutup bagian bawah dan tengah pagar

Dengan pagar yang lebih tertutup, air akan sedikit terbendung di bagian luar pagar. Air akan masuk ke rumah dengan lebih lambat, sehingga waktu untuk mengamankan barang lebih banyak.

[Sedang] Menggunakan pintu, jendela, dan kusen yang lebih kuat

Pintu, jendela, dan kusen dibuat lebih kuat supaya dapat ditutup untuk memperlambat air masuk ke rumah.

[Sedang hingga mahal] Membangun tembok luar lebih tinggi

Serupa dengan plat pagar, tembok akan membendung air di bagian luar. Air akan masuk ke rumah dengan lebih lambat, sehingga waktu untuk mengamankan barang lebih banyak.

[Mahal] Membangun rumah yang lebih tinggi

Jika biasanya tinggi rumah adalah kira-kira 15 sampai 45 cm dari jalan, bangun rumah yang lebih tinggi dari itu. Tinggi rumah disesuaikan dengan ketinggian banjir. Jika banjir biasanya masuk hingga kira-kira 1 meter di dalam rumah (kira-kira sepinggang sampai dengan seperut orang dewasa), maka tinggikan rumah sekitar 1 sampai 1,2 meter dari tinggi rumah sekarang, atau 1,2 sampai 1,4 meter dari jalan. Mirip rumah bergaya panggung.

Dengan tinggi rumah yang baru, air tidak akan masuk ke rumah. Ataupun jika terjadi banjir yang lebih parah, air yang masuk ke rumah akan lebih sedikit.

[Mahal] Membangun rumah bertingkat

Bangun tingkat kedua untuk tempat mengungsikan diri dan barang-barang. Selain itu, surat-surat berharga dapat langsung diletakkan di sini, bahkan saat tidak musim banjir.

Saat terjadi banjir

Baca artikel "Tips mengurangi kerugian saat terjadi banjir" untuk tindakan yang harus dilakukan saat kebanjiran.

Komentar