Menyeberang Selat Sunda dari Merak ke Bakauheni pada masa pandemi COVID-19

thumb

Pada akhir bulan Oktober, saya dan keluarga memutuskan untuk mengunjungi rumah saudara saya di Lampung. Di tempat saudara saya, ada nenek saya. Saat ini, nenek saya sudah berusia hampir 90 tahun dan dalam keadaan sakit keras, sehingga perlu perhatian lebih.

Kami ambil kesempatan ini untuk menengok nenek, karena takut beliau meninggalkan kami dalam waktu dekat, apalagi jika beliau meninggal ketika pandemi COVID-19 kembali mengganas yang membuat pembatasan perjalanan kembali diperketat.

Rumah saya ada di wilayah Jabodetabek, pulau Jawa, sedangkan rumah saudara saya ada di Lampung. Untuk mencapai ke sana, perlu menyeberang dengan kapal Ferry lewat rute Merak–Bakauheni.

Rencana perjalanan ini sebenarnya sudah tertunda beberapa kali. Pada bulan Juni, rencana ditunda karena ada undangan vaksinasi. Sedangkan pada bulan Juli, rencana terpaksa ditunda karena COVID yang sedang mengganas. Kami takut bila kami malah membawa COVID-19 bagi saudara dan orang tua kami.

Akhirnya, rencana baru terlaksana saat akhir Oktober 2021, karena COVID-19 sudah mereda, dan semua anggota keluarga sudah mendapatkan vaksinasi COVID-19 dosis lengkap.

Terakhir kali kami berkunjung ke Lampung adalah pada saat Desember 2019 – Januari 2020. Ketika itu, pandemi COVID-19 belum terjadi. Pada tahun baru 2020 itu pula, banjir melanda rumah saya di kawasan Jabodetabek, sehingga kami hanya tinggal selama 2 hari di Lampung, sebelum memutuskan untuk langsung pulang.

Video

Cerita dalam post ini versi video, diupload di channel pribadi saya. Mari di tonton dan subscribe!

Di Jalan Tol Trans Jawa

Kami berangkat dari rumah pukul 11.00 siang, lalu melewati Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta (JORR). Di JORR, terjadi kepadatan dari Cijantung sampai ke Fatmawati. Setelah itu lalu lintas lebih lancar, sampai ke Kembangan dan memasuki Jalan Tol Tangerang.

Di Jalan Tol Jakarta–Tangerang, agak sedikit tersendat dari Kembangan hingga Karang Tengah. Selebihnya lancar sampai tol Tangerang–Merak.

Biaya yang dibutuhkan untuk melewati semua jalan tol di atas (sekali jalan) adalah Rp16.000,00 (JORR) + Rp7.000,00 (Jakarta–Tangerang) + Rp44.000,00 (Tangerang–Merak dari Cikupa sampai Merak). Total tarif adalah Rp67.000,00.

Masuk pelabuhan

Kami tiba di Merak pukul 14.00. Sistem pemesanan tiket penyeberangan sudah online lewat layanan/aplikasi Ferizy, dan ini adalah penyeberangan pertama kami dengan sistem ini. Kami memesan tiket lewat aplikasi Ferizy saat tiba di pelabuhan. Kamipun bingung karena kami memesan penyeberangan pukul 15:00, namun ternyata waktu pemesanan paling lambat 2 jam sebelum keberangkatan. Artinya, kami hanya bisa memesan penyeberangan pukul 16:00, namun kami belum paham dan malah bingung sendiri.

Pada akhirnya, kami membeli tiket penyeberangan lewat jasa pemesanan tiket di pinggir jalan. Kami harus mengeluarkan uang sedikit lebih banyak daripada bila memesan sendiri. Harga tiket untuk mobil pribadi (golongan IVA) adalah Rp419.000,00, sedangkan bila memesan di pinggir jalan, harganya jadi Rp435.000,00.

Sesudah membeli tiket, kami masuk ke pelabuhan. Selain ditanya tiket dan identitas, kami juga ditanyai kartu vaksin dan hasil rapid test antigen. Sesudah menunjukkan dokumen yang diwajibkan, kamipun dipersilakan mengantri di dermaga 5.

Di kapal

Masuk kapal

Pukul 15.00, kami dipersilakan naik ke kapal. Saat itu, ada 1 mobil lain yang mengantri di depan kami. Namun ketika akan naik ke parkiran atas, mobil di depan kami tiba-tiba berputar balik ke luar, entah ke mana.

Kami naik dan parkir di parkiran atas. Ternyata, hanya kami penumpang kapal yang menggunakan mobil pribadi. Penumpang lain naik truk, sepeda motor, atau berjalan kaki. Karena sedikit penumpang, kapal ini serasa kapal pribadi.

Tentang kapal

Kami menaiki sebuah kapal ferry yang berukuran kecil. Namanya adalah KMP Munic I. Kapal ini termasuk dalam kelas perjalanan reguler. Tentang kapal lebih lanjut dapat dilihat di halaman web ini: http://municline.co.id/km-munic-i/

Tentang perjalanan

Kapal ini melayani rute Pelabuhan Merak–Bakauheni. Rute ini biasanya ditempuh dalam waktu 2–3,5 jam.

Pada kesempatan ini, kapal berangkat dari Pelabuhan Merak pukul 15:15, meluncur tanpa hambatan, dan tiba di Pelabuhan Bakauheni pukul 17:15. Durasi perjalanan adalah 2 jam, sesuai dengan estimasi perjalanan.

Cuaca hari itu sangat cerah. Suhu udara menjadi lumayan panas dan gerah, namun laut menjadi lumayan tenang karena lebih sedikit ombak.

Suasana kapal

Kapal ini lumayan bersih di setiap sudutnya, karena rajin dibersihkan dan kebetulan sepi penumpang.

Ketika kami naik kapal, tidak banyak penumpang, karena saat itu masih Jumat siang dan bukan hari libur. Karena sepinya, bisa menggelar tikar di parkir atas kapal dengan bebas. Protokol kesehatan juga menjadi sangat mudah untuk dilakukan.

Di kapal ini, penumpang dapat menunggu di deck ekonomi yang dapat dimasuki secara gratis. Di tempat ini, penumpang dapat duduk dan merasakan angin sepoi-sepoi dari lautan sembari melihat pemandangan laut luas dan pulau.

Bila tidak kuat angin atau ingin tempat rebahan atau meluruskan kaki, penumpang dapat memasuki ruang lesehan dengan biaya Rp10.000,00 per orang.

Foto lainnya

Turun dari kapal

Pukul 17:15, kapal bersandar, dan penumpang dipersilakan turun dari kapal. Kami turun ke dermaga kemudian masuk ke tol Trans Jawa Bakauheni–Terbanggi Besar. Dari pelabuhan sudah ada akses langsung ke jalan tol.

Kami terus melaju di tol sampai keluar Kota Baru (ke arah kota Bandar Lampung). Situasi lalu lintas lancar dan sepi, sehingga dalam waktu tidak sampai 1 jam kami sudah tiba di keluar Kota baru. Biaya tol yang dikeluarkan sebesar Rp66.000,00.

Biaya perjalanan

Biaya perjalanan ini hanya menghitung biaya tol dan penyeberangan, tidak termasuk bensin dan makan siang/malam

Biaya tol dan penyeberangan adalah Rp568.000,00, karena saya beli tiket kapal di agen. Sedangkan bila beli tiket kapal sendiri, total biaya adalah Rp552.000,00–Rp555.000,00 (tergantung biaya administrasi saat membayar lewat uang elektronik atau minimarket).

Komentar