Pengalaman mendapatkan vaksin booster COVID-19 (dosis 3)

thumb

Pada hari Rabu, 16 Maret 2022, hampir 8 bulan setelah vaksinasi kedua saya bersama bapak dan ibu divaksin COVID-19 dosis ketiga (booster). Dengan memperoleh vaksin ketiga ini, kami akhirnya memperoleh dosis vaksin lengkap. Dan semoga 3 dosis cukup, tidak perlu booster lagi selanjutnya.

Tentang penyelenggaraan vaksinasi

  • Vaksinasi dosis ketiga diselenggarakan pada tanggal 16 Maret 2022 di kantor kelurahan terdekat. Vaksinasi ini adalah program vaksinasi pemerintah yang dilaksanakan oleh puskesmas terdekat. Tersedia kuota 250 orang pada hari itu.
  • Dilakukan juga vaksinasi untuk orang yang belum pernah vaksin COVID-19 sama sekali. Tersedia juga vaksin untuk anak-anak 6 sampai 12 tahun.
  • Vaksin yang diberikan adalah Pfizer, karena sebelumnya sudah mendapatkan vaksin Sinovac. Berbeda dengan vaksinasi pertama dan kedua, kali ini dosis yang diberikan hanya setengah dosis.
  • Program vaksinasi booster ditujukan untuk semua rakyat Indonesia yang telah melakukan vaksinasi pertama dan kedua.
  • Tidak ada biaya yang dipungut untuk setiap dosis vaksin dan tidak ada biaya jasa penyuntikan vaksin. Semuanya gratis.

Sebelum vaksinasi

Sebelum vaksinasi, kami menjaga kondisi tubuh dengan tidur lebih cepat. Aktivitas sehari-hari tetap kami lakukan seperti biasa.

Tidak seperti saat dosis pertama dan kedua, kami tidak perlu melakukan pendaftaran lagi secara online, karena jadwalnya sudah ada di tiket vaksin dalam aplikasi PeduliLindungi. Tapi, kami perlu mempersiapkan dokumen yang diperlukan, yaitu Fotokopi KTP masing-masing, dan melakukan pendaftaran langsung di tempat vaksinasi.

Hari vaksinasi

Kami tiba di tempat vaksinasi pukul 09:00. Saat itu antrian vaksin sudah panjang. Kami langsung saja ke meja pendaftaran.

Suasana di tempat vaksinasi agak semrawut. Banyak orang mengantri tidak pada tempatnya. Meja pendaftaran ternyata dibagi 3, yaitu meja absen, meja pengambilan formulir, dan meja pendaftaran (yang asli). Ketiganya pun terletak di tempat yang terpisah.

Kami bingung. Kenapa harus dipisah-pisah begini. Padahal ketika vaksin pertama dan kedua, tempat pendaftaran dan penyerahan formulir tempatnya sama. Barangkali karena luas keseluruhan kantor kelurahan bahkan lebih kecil daripada aula rumah sakit tempat vaksin pertama dan kedua.

Pendaftaran dan pengisian formulir

Kami langsung mendaftarkan diri sebagai peserta. Ketika kami melihat daftar hadir, ternyata kuota vaksinasi tinggal 5 orang. Kami langsung cepat-cepat menyelesaikan proses pendaftaran dan mendapatkan nomor antrian.

Ada 2 formulir yang dibagikan. Yang pertama adalah formulir data diri. Yang kedua adalah formulir data riwayat penyakit, vaksinasi, dan obat yang diminum.

Formulir data diri tentunya diisi dengan data diri, seperti nama, NIK, alamat, dan nomor telepon. Formulir kedua diisi tentang kondisi tubuh. Mulai dari penyakit yang sedang diderita, obat yang diminum, sampai riwayat alergi pada vaksinasi sebelumnya. Isi formulir akan menentukan apakah si pengisi dapat melanjutkan vaksinasi, divaksin di rumah sakit, atau tidak dapat divaksin.

Antri vaksin

Setelah formulir diserahkan dan kami dinyatakan boleh lanjut, kami mengantri untuk vaksinasi. Kami duduk dan menunggu sampai nomor antrian kami dipanggil.

15 sampai 30 menit kemudian, Nomor antrian kami dipanggil. Kami masuk ke aula. Di dalamanya, kami masih harus mengantri lagi untuk pemeriksaan kesehatan.

Pemeriksaan kesehatan

Ketika nomor antrian dipanggil, saya langsung menuju meja pemeriksaan. Di meja pemeriksaan, tidak ditanya lagi mengenai penyakit dan alergi. Hanya dites tekanan darah (tensi) nya. Syukur sekali tensi saya normal.

Selesai pemeriksaan kesehatan, saya langsung menuju belakang aula, tempat penyuntikan vaksin.

Penyuntikan vaksin

Sampai di meja vaksinasi, saya langsung disuruh duduk. Tenaga kesehatan membersihkan (steril) lengan kiri saya, lalu mengambil vaksin. Tidak lama kemudian, lewat lengan kiri, saya disuntikkan vaksin booster COVID-19. Jarumnya hampir tidak terasa sama sekali. Tidak ada kata sakit.

Selesai vaksinasi, kami langsung pulang ke rumah.

Efek samping

Tidak ada efek samping langsung yang terasa setelah disuntikkan vaksin. Namun, saya mengalami beberapa efek samping (KIPI – Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) setelah beberapa jam kemudian.

Secara umum, efek samping vaksin booster kali ini pada tubuh saya lebih berat daripada saat vaksin kedua, namun tidak seberat saat vaksin pertama. Sejauh ini, saya tidak mengalami demam dan mengigil.

Catatan: Informasi efek samping/KIPI di bawah adalah berdasarkan apa yang saya alami. Mungkin tidak semua orang akan mengalami hal yang sama. Untuk melihat informasi lengkap tentang efek samping vaksinasi COVID-19, lihat halaman resmi dari Satgas COVID-19 ini: https://kipi.covid19.go.id.

Badan terasa lelah dan berat

Salah satu gejala yang umum dirasakan oleh orang yang baru saja divaksin. Gejala ini juga dirasakan saat saya melakukan vaksinasi dosis pertama dan kedua.

Tidak seperti vaksin kedua, kali ini, rasa lelah bertahan hingga 2 hari setelah vaksin. Ketika saya coba olah raga pagi, belum 1 km lari badan saya sudah lelah, napas ngos-ngosan. Akhirnya saya tidak jadi olah raga, dan hanya membeli sarapan.

Badan pegal dan nyeri

Badan saya pegal dan nyeri. Awalnya hanya di lengan yang disuntikkan vaksin. Namun pada hari selanjutnya, sekujur tubuh saya juga ikutan nyeri. Gejala ini juga dirasakan saat saya melakukan vaksinasi dosis pertama. Ini adalah salah satu gejala umum setelah vaksinasi.

Bahkan ketika saya menulis halaman ini, saya masih merasakan sedikit nyeri di beberapa bagian tubuh saya.

Penutup

Meskipun harus mengalami beberapa efek samping yang kurang nyaman, namun secara keseluruhan vaksinasi COVID-19 ini tidak mengerikan. Bagi yang takut disuntik, ingatlah bahwa jarum suntiknya sama sekali tidak sakit.

Segeralah melakukan vaksinasi, agar ketika kena COVID, gejala yang dialami tidak akan terlalu parah sampai membuat kita tergeletak di tempat tidur. Lagipula, vaksinnya gratis.

Komentar